MUSI RAWAS MT- Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mura nomor urut 1, Hj Ratna Mahmud-Hj Suwarti atau lebih dikenal dengan sebutan Ramah-Berarti berkomitmen untuk mewujudkan Kabupaten Mura menjadi lebih baik. Mengusung sembilan program pro rakyat duet emak-emak ini diyakini bakal membawa Kabupaten Mura sejajar dengan kabupaten/kota lain yang lebih maju di Sumsel.
Sembilan program yang bakal digelontorkan bagi warga di 14 kecamatan dalam wilayah Kabupaten Mura menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan.
Mulai dari pemerataan pembangunan insfratruktur berupa jalan dan jembatan, peningkatan Indeks Prestasi Manusia (IPM) melalui program sekolah gratis, seragam sekolah gratis hingga bantuan dana kuliah bagi siswa berprestasi. Tak hanya itu disektor pertanian Ramah-Berarti bakal menyiapkan bantuan satu traktor di setiap kecamatan untuk digunakan warga membuka lahan pertanian
Sementara dibidang keagamaan bakal didirikan rumah Tahfiz dan bantuan bagi pondok pesantren sekaligus gerakan memakmurkan masjid. Lain halnya untuk bidang kesehatan program pro rakyat Ramah Berarti bakal menyiapkan satu ambulance untuk satu desa sekaligus perbaikan sarana dan prasarana kesehatan hingga tersedianya tenaga medis. Di sektor perdagangan bakal digelontorkan dana senilai Rp 10 miliar untuk menggerakkan sektor UMKM, dan disisi sosial Ramah-Berarti pun komitmen menyiapkan dana santunan bagi warga yang meninggal.
“Secara luas sembilan program pro rakyat Ramah Berarti bakal mewujudkan Musi Rawas Maju, Mandiri dan Bermartabat (MANTAP),” ujar Ratna Machmud.
Musi Rawas MANTAP dijelaskan Ratna agar mampu mewujudkan birokrasi yang profesional berbasis teknologi informasi sekaligus peningkatan seluruh pelayanan mengggunakan teknologi informasi (antara lain e-goverment dan e-comerce). Menciptakan struktur kerja, pelayanan publik, dan penempatan sumber daya manusia sesuai dengan kemampuan secara transparans dan akuntabel.Peningkatan kualitas SDM aparatur dengan pendidikan S1, S2, dan S3 (minimal 10 orang per tahun.
Meningkatkan kemampuan di berbagai program studi, sejalan dengan perkembangan teknologi untuk menciptakan aparatur yang mempunyai kemampuan tinggi dalam peningkatan daya saing daerah.Tambahan penghasilan pegawai berdasarkan kinierja.
“Kami punya slogan Ramah-Berarti MELAYANI, ini sebagai wujud komitmen kami untuk membangun daerah dari segala sektor mulai dari pendidikan umum, pendidikan keagamaan, kesehatan, infrastruktur jalan dan jembatan yang memadai,” tambahnya.
Selain pemerataan pembangunan insfratuktur, Ratna menjelaskan proses penguatan ketahanan ekonomi masyarakat harus terus digalakkan. Hal ini tak lain dapat ditempuh dengan penguatan ekonomi kreatif dengan dana stimulus Rp 10 M per tahun.
Pengembangan ekonomi kreatif harus berbasis pada sosial capital, dan kearifan lokal. Artinya dibutuhkan kreatifitas, bukan meniru, karena kalau kita hanya meniru produk yang sudah berkembang di daerah lain kita tidak akan menjadi market leader (pemimpin pasar).
Pengembangan ekonomi kreatif tidak hanya pada sektor makanan, minuman dan pakaian, tetapi juga seni pertunjukan (banyak kesenian Musi Rawas yang hampir punah, yang sebenarnya bisa diangkat untuk dijual “di pasar”). Pertunjukan seperti ini dengan keunikannya, diharapkan mampu menarik wisatawan dari luar untuk medang (jalan-jalan) ke Musi Rawas.
“Wisata air tejun, danau ataupun agrowisata, dalam kondisi tidak menampilkan keunikan, saya kira tidak akan mampu menarik wisata di luar musi rawas, apa lagi manca negara, kalau tidak ada even-even seni-budaya yang unik (yang didasarkan kearifan lokal). Karena, kalau yang kita sediakan selama ini orang dari Jakarta terlalu jauh ke tempat kita, dan sekitar jakarta juga banyak,”jelasnya.
Seterusnya untuk merevitalisasi bidang pertanian, program agropolitan di MURA yang terhenti pada 5 tahun terakhir ini, harus dibumikan kembali.
Maka Ramah-Berarti akan menjadikan agropolitan center dan agropolitan distrik sebagai pusat pasar petani dengan kegiatan promosi agribisnis, dan hilirisasi
produk dengan standard yang diminta konsumen, dan mensinergikan BUMD, koperasi yang mampu mengembangkan usaha riel, dan BUMDES (di setiap desa harus ada BUMDES).
Semua program petani merupakan wujud dari Ramah-Berarti dalam program memakmurkan petani. (*)