MUSI RAWAS MT-Kabupaten Musi Rawas merupakan suatu daerah yang diapit dua aliran sungai yakni sungai Rawas dan Sungai Musi. Sudah barang tentu kabupaten yang memiliki 14 kecamatan tersebut banyak terdapat jembatan, baik jembatan beton maupun jembatan gantung.
Kendati jembatan bukanlah satu-satunya akses bagi warga untuk menyebrang (sebagian lebih memilih menggunakan perahu ataupun rakit), namun keberadaan jembatan sangatlah membantu warga sebagai akses untuk hilir mudik.
Terlebih bila waktu tempuh melalui jalan darat sangat jauh karena harus memutar tentu warga lebih memilih jembatan untuk melintas karena akan menghemat waktu tempuh.
Sayangnya hingga akhir 2019, berdasarkan data yang dirilis salah satu media terbitan lokal dari 3.977,38 meter jembatan yang ada di Kabupaten Mura 32.66 meter dalam kondisi rusak berat.
Sementara 93.66 meter panjang jembatan dalam kondisi rusak ringan 339.36 meter dalam kondisi sedang dan hanya 3.511,7 meter dalam kondisi baik.
Kita ketahui bersama baiknya infrastruktur jalan dan jembatan merupakan organ vital bagi sebuah daerah. Bila suatu daerah memiliki kondisi jalan dan jembatan yang baik maka sektor ekonomi, pendidikan dan transportasi ikut terdongkrak. Atau dengan kata lain corong investasi pun akan terbuka lebar.
Hal ini pulalah yang tak luput dari perhatian calon Bupati dan Wakil Bupati Mura nomor urut 1, pasangan Hj Ratna Machmud-Hj Suwarti yang memprioritaskan program pro rakyat berupa jalan dan jembatan mulus dalam kurun waktu 1 periode.
Paling anyar jembatan gantung Desa Semete, nyaris ambruk setelah diresmikan delapan bulan. Kondisi ini secara tidak langsung memunculkan pertanyaan bagaimana dengan kualitas bangunan jembatan bernilai miliaran rupiah dalam waktu singkat rusak dan tak dapat dilalui warga.
“Perlu pemerataan infrastruktur berwawasan lingkungan. Seluruh jaringan jalan dan jembatan harus sudah dalam kondisi baik dalam kurun waktu satu periode,” ujar Ratna.
Bukan tanpa sebab Ratna beranggapan keberadaan jembatan yang baik akan ikut memajukan Pemkab Mura dalam segala sektor, baik pendidikan, ekonomi dan lainnya yang nantinya akan bermuara pada peningkatan Indek Prestasi Manusia (IPM).
“Keberhasilan suatu daerah bisa dilihat dari IPM nya, kalau IPM tinggi maka pemerintah dinilai berhasil. Untuk meningkatkan IPM, salah satunya dengan tersedianya infrastruktur jembatan yang baik, agar aktifitas belajar mengajar tidak terganggu,” tambahnya.
Secara umum telah diketahui akses pasar, akses teknologi, akses pendidikan dan investasi akan terhambat jika sarana dan prasarana transportasi tidak tersedia dan memadai.
“Karena itu penyediaan infrastruktur dasar harus dalam kondisi mantap satu periode,” selorohnya.(tim)
.