MUSI RAWAS MT- Sukses menjadi bidan desa yang tangguh dan mendirikan sebuah klinik kesehatan tak membuat Hj Suwarti jumawa. Karena sejak kecil yang tertanam dalam hatinya agar hidupnya berguna bagi orang banyak. Dan hal itulah yang membuat Hj Suwarti terus belajar dan mengabdikan hidupnya untuk orang banyak.
Dua puluh tiga tahun Hj Suwarti mengabdikan diri sebagai bidan desa di wilayah SP 3 Trans Subur dan Megang Sakti. Selama itu pula istri dari (alm), H Burlian mengabdikan dirinya dibidang kesehatan. Tahun 2009 Hj Suwarti ingin berbuat lebih banyak pada masyarakat tak hanya dibidang kesehatan namun juga merambah ke bidang lain.
Hal inilah yang membuat ibu dari empat orang anak tersebut banting setir terjun ke dunia politik. Tak tanggung-tanggung kiprah Hj Suwarti yang memegang Ketua Pengajian Kecamatan Megang Sakti nyatanya mampu membius hati seorang Ketua DPD Golkar Kabupaten Mura, H Karim AR mengajaknya bergabung di partai berlambang pohon beringin.
“Saya ingin berbuat lebih luas untuk masyarakat tidak hanya dibidang kesehatan. Makanya saya terjun ke dunia politik,” jelasnya.
Awalnya HA Karim AR mengutus H Mast Idris Usman untuk mendatangi kediaman Hj Suwarti yang beralamat di Kelurahan Megang Sakti.Kala itu Mast Idris mengajak Suwarti untuk mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Mura, melalui partai Golkar.
“Saat dinas di Puskesmas saya banyak memanfaatkan waktu luang untuk membaca segala sesuatu berkaitan dengan politik. Dulu belum ada handphone, saya pun langganan koran agar tidak ketinggalan informasi. Sering membaca segala sesuatu berkaitan dengan politik membuat hati saya sreg ( mantab) untuk terjun kedunia politik,” selorohnya.
Rupanya cara Hj Suwarti berpidatolah yang mampu menarik hati H Karim AR. Kehadiran pengurus DPD Golkar Kabupaten Mura saat acara pengajian waktu itu membuat H Karim AR untuk meminang dirinya.
“Beliau tertarik saat dengar saya sambutan, saya tidak menyangka saya dipinang Golkar gara-gara cara pidato saya,” tambahnya.
Namun kedatangan Mast Idris untuk mengajaknya bergabung langsung diiyakan dengan satu syarat. Hj Suwarti bersedia bergabung asalkan dirinya bisa pensiun dini dari PNS.
Selain itu keluarga terutama suami yang notabene matang diorganisasi mendukung penuh langkah bijak sang istri. Tak hanya pensiun dini dari ASN, Hj Suwarti juga mengajukan syarat agar dirinya dapat nomor urut 1 saat proses pencaleg-kan.
“Saya sudah pensiun dini, eh taunya saya dapat nomor urut 3. Saya dibawah incumben kala itu Bambang Mulya Jaya dan Mast Idris Usman. Alhamdulillah keberuntungan berpihak pada saya jelang pelaksanaan pileg keluar peraturan penetapan calon terpilih berdasarkan suara terbanyak,” tambahnya.
Penempatan Hj Suwarti dinomor urut 3 nyatanya mampu mengungguli dua caleg diatasnya. Hj Suwarti mampu memperoleh jumlah suara kurang lebih 4 ribu suara untuk dapil Megang Sakti dan Muara Lakitan.
Tak sampai disitu kedudukan Hj Suwarti di partai Golkar hanya sebagai Ketua PAC Megang Sakti. Usai terpilih dirinya langsung ditarik jadi pengurus DPD Golkar Kabupaten Mura dan menduduki jabatan sebagai Ketua Bidang Pendidikan.
“Dahulu jalan di Kecamatan Megang Sakti tidak sebagus sekarang, dan proyek aspirasi pertama yang saya lakukan saat itu adalah membangun jalan Megang Sakti. Apalagi selain Ketua Fraksi Golkar saya juga anggota Banggar di DPRD Kabupaten Mura sehingga saya bisa lakukan bergaining untuk menganggarkan pembangunan jalan,” pungkasnya. (*)