LUBUKLINGGAU MT- Sekolah swasta di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel), mengeluh setiap tahunnya tak mendapatkan siswa baru karena kalah bersaing dengan sekolah lainnya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Lubuklinggau, meminta sekolah swasta untuk meningkatkan daya saing untuk memikat calon siswa.
Kadisdikbud Kota Lubuklinggau, Dian Candera menyampaikan, seluruh sekolah di Kota Lubuklinggau harus meningkatkan daya saing.
Baca juga: Masa Jabatannya Sebagai Wali Kota Lubuklinggau Tinggal 5 Bulan Lagi, ini Pesan Nanan untuk ASN
“Apabila mampu menerapkan daya saing bukan tidak mungkin akan menjadi pilihan,
Bahkan ada sekolah swasta yang jumlah muridnya melebihi sekolah negeri,” ungkap Dian, Senin (6/3/2023).
Menurut Dian sekolah swasta harus menawarkan kelebihan, artinya daya saingnya harus ditingkatkan, apa itu bidang agamanya atau bidang lainnya.
“Harus kita dorong itu, jangan sampai kalah dengan negeri,” ujarnya.
Baca juga: 146 CPNS Asal Empat Lawang, Muratara dan OKU Ikuti Latsar di UPT Diklat BKPSDM Kota Lubuklinggau
Selain itu, Dian menyampaikan akan berupaya menyempurnakan kekurangan -kekurangan sistem zonasi dan juga meminta sekolah memprioritaskan anak-anak yang dekat dengan sekolah tersebut.
Bahkan pihak, sekolah yang ada di Lubuklinggau ini turut diminta memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa sekolah itu pada prinsipnya sama.
“Kalau ada yang dekat dengan sekolah itu, mengapa tidak ke sana saja, misalkan warga Kayu Ara kenapa harus di SMP 2 atau warga tanah Periuk Sekolah di SMP 4 Lubuklinggau,” ungkapnya.
Baca juga: Kunker ke Lapas Lubuklinggau, Kakanwil Kemenkumham Sumsel Imbau Terus Jaga Kondusifitas Lapas
Bila dipaksakan kasian siswanya akan sangat jauh sekali, karena selama ini sudah terinternalisasi dalam masyarakat bahwa sekolah yang bagus itu hanya SMP 1 dan SMP 2 saja.
“Mikirnya selama ini seperti itu, padahal model belajar itu sama, bahkan sekolah penggerak itu sekarang SMP 10 dan SMP 13, bukan, SMP 1 atau SMP 2, termasuk SD nya pun 80 bukan 54, itu yang harus diberi pengertian dengan masyarakat,” ujarnya.
Dian pun mengatakan, selama ini faktor sejarah memang susah dirubah, karena sudah termenset dalam masyarakat sekolah bagus itu hanya itu-itu saja.
“Tapi pada prinsipnya sekolah itu sama,” tambahnya. (*)